1.
Judul :
Penggunaan Mikroskop
2.
Tujuan :
·
Memperkenalkan komponen-komponen
mikroskop dan cara penggunaannya
·
Menentukan luas bidang pandang mikroskop
·
Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan
yang akan diamati di bawah mikroskop
3.
Dasar Teori
Keterbatasan
kemampuan panca indera manusia dalam melakukan pengamatan terhadap obyek yang
sangat halus adalah kemampuan daya pisah. Oleh karena itu diperlukan adanya
suatu alat bantu yang mampu untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang,
sehingga memungkinkan untuk dapat mengamati obyek yang sangat halus. Mikroskop
ialah instrumen yang paling bermanfaat dan paling banyak digunakan di
laboratorium mikroskopi.
Panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah
yang terbatas. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang semakin meningkat, mengharuskan manusia untuk membuat alat
yang dapat membantu dalam mengamati benda atau organisme yang tidak dapat
dilihat dengan mata biasa. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan dalam bidang
biologi adalah mikroskop dalam bahasa latin,
mikro berarti kecil, dan scopium yaitu
penglihatan. (Ika, 2009)
Dengan mikroskop diperoleh perbesaran sehingga
memungkinkan untuk mengamati obyek yang sangat halus yang tidak tampak jika
dilihat dengan mata telanjang. Mkroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran
luas sampai ratusan ribu kali. Perbesaran terbatas oleh daya pisah sautu
mikroskop yaitu kemampuannya. (Faradiaz, 1992, 36)
Mikroskop dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis yaitu:
·
Mikroskop
Cahaya
Mikroskop
yang mempunyai perbesaran maksimum 1000x. Perbesaran terbatas oleh daya pisah
suatu mikroskop yaitu kemampuannya untuk mengahasilkan bayangan berlainan dari
dua obyek yang berdekatan.
·
Mikroskop
Ultraviolet
Cahaya
ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripoda cahaya yang
dapat dilihat. Penggunaan chaya ultraviolet untuk pencahayaan dapat
meningkatkan daya pisah menjadi dua kali lipat daripada mikroskop biasa.
·
Mikroskop
Pendar
Mikroskop
ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen (seperti bakteri
atau virus) dalam jaringan.
·
Mikroskop
Medan – Gelap
Mikroskop
ini digunakan untuk mengamati bakteri hidup, khususnya bakteri yang begitu
tipis yang hampir mendekati batas daya pisah mikroskop.
(Volk,
1993, 26)
·
Mikroskop
fase kontras
Dilengkapi
dengan diafragma yang khusus yaotu diafagma dengan celah berbentuk cincin dan
lensa obyektifnya dilengkapi lempeng difraksi, sehingga perbedaan indeks bias
yang kecil dapat terlihat.
·
Mikroskop
Elektron
Mikroskop ini perbesaran yang dapat dicapai sedikitnya
10.000 - 30.000 kali atau lebih, sehingga dapat dipakai untuk melihat
molekul-molekul protein, virus, bakteriophage, struktur dalam bakteri.
(Jutono, 1980, 19)
Komponen – komponen mikroskop terdiri atas bagian
optik dan bagian mekanis.
a)
Bagian Optik
· Cermin :
Digunakan untuk
menerima cahaya matahari atau lampu dan
memantulkannya pada kondensor
· Lensa
Kondensor :
Terdiri atas
lensa kompleks dan digunakan untuk mengumpulkan cahaya yang terpantul atas
terbias dari cermin.
· Lensa
Obyektif :
Terdiri atas
lensa kompleks dan menerima cahaya setelah menembus spesimen yang diamati,
sehingga terbentuk bayangan dari materi tersebut
· Lensa
Okuler :
Terdiri atas
lensa kompleks, menerima bayangan semu dan terbalik.
· Diafragma :
Mengatur
banyaknya cahaya mengenai spesimen
(Nasir, 1993,6)
· Reflektor :
Reflektor
terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor
ini berfungsi untuk memantulkan cahaya daricermin ke meja objek melalui lubang
yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan
ketika cahayayang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka
menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. (Ahastaman,2011)
b)
Bagian Mekanis
· Tabung
Mikroskop :
Berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa
objektif dengan lensa okuler.
· Kaki
Mikroskop :
Berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
· Makrometer
(Pemutar Kasar) :
Berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara
cepat.
· Mikrometer
(Pemutar Halus) :
Berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara
lambat, danbentuknya lebih kecil daripada makrometer.
· Revolver :
Berfungsi untuk mengatur perbesaran
lensa objektif dengan cara memutarnya.
· Meja
Mikroskop :
Sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
· Penjepit
Kaca :
Berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak
mudah bergeser.
Agar
pengamatan yang kita lakukan dapat memperoleh hasil daya pisah yang maksimal,
maka kita perlu memperhatikan cara menggunakan mikroskop supaya pencahayaannya
maksimal caranya yaitu:
1)
Menancapkan kabel pada mikroskop dan sumber
listrik.
2)
Menekan tombol "ON" sehingga lampu
akan menyala. Terang cahaya lampu dapat diperbesar dengan menggeser pengatur
besar kecil cahaya lampu mikroskop.
3)
Menggeser tuas diafragma dari posisi MIN ke
posisi MAX atau mendekati MAX agar diperoleh pencahayaan yang terang pada obyek
yang sedang diamati.
4)
Memasang preparat pada meja benda.
5)
Pada saat mengamati obyek, memulai dengan
perbesaran lemah (4 x 10) dengan cara memutar sekrup kasar mikroskop.
6)
Obyek dapat diperbesar atau diperjelas
dengan menambah ukuran lensa okuler. Penambahan ukuran lensa okler dilakukan
dengan menggeser revolver.
7)
Perubahan lensa okuler menyebabkan obyek
yang telah tampak pada perbesaran lemah akan menjadi kabur. Obyek yang menjadi
kabur dapat diperjelas dengan menggeser sekrup halus. Sekrup kasar mikroskop
sebaiknya tidak digunakan ketika memperjelas obyek. Penggunaan sekrup kasar
pada perbesaran kuat dapat menyebabkan pecahnya kaca benda atau preparat yang
sedang diamati.
(Shofyan, 2011)
Dalam mengoperasikan mikroskop terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kondisi mikroskop tetap aman, antara
lain;
1)
Memengang erat-erat mikroskop denganm
satu tangan dan tangan yang lain untuk menyangga kaki mikroskop, dan harus
dalam posisi tegak
2)
Meja preparat harus tetap horizontal
untuk mencegah jatuhnya preparat
3)
Membersihkan lensa hanya dengan
kertas/kain khusus untuk lensa
4)
Membiasakan kedua mata tetap terbuka
ketika mengamati preparat
5)
Seterlah menggunakan mikroskop, memutar
pengatur kasar agar terdapat jarak antara lensa obyektif dengan meja mikroskop
6)
Mengatur posisi cermin dalam posisi
tegak.
7)
Membersihkan lensa obyektif bila terkena
minyak emersi dan membersihkan pula meja mikroskop dari kotoran atau tumpahan
medium dengan menggunakan tissue
8)
Menyimpan mikroskop dalam lemari yang
telah diberi pengatur suhu.
(Tim
Dosen Pembina, 2012, 3)
4.
Alat dan Bahan
4.1 Alat
a. Mikroskop
b. Gelas
Obyek dan gelas
penutup
4.2 Bahan
a. Potongan
kertas yang bertuliskan huruf “p” atau “b”
5.
Langkah Kerja
6.
Hasil Pengamatan
6.1 Pengamatan
potongan kertas bertuliskan huruf “p” atau “b”
Potongan kertas yang bertuliskan
huruf “p” setelah diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4 x menjadi
huruf “d” dengan sifat bayangan nyata, terbalik, diperbesar.
Gambar:
Pengamatan pada huruf “p” Pengamatan
pada huruf “b”
|
|
|
|
||||||||||||
Perubahan
arah bayangan ketika preparat digerser:
·
Jika
preparat digeser ke kanan bayangannya ke kiri
·
Jika
prepaat digeser ke kiri bayangannya ke kanan
·
Jika
preparat digeser ke depan bayangannya ke belakang
·
Jika
preparat digeser ke belakang bayangannya ke depan
6.2 Pada pengamatan mengukur luas bidang pandang
·
Pada
saat preparat digeser ke arah kiri hingga bayangan terletak pada batas akhir,
menunjukan skala 142 mm
·
Pada
saat preparat digeser ke arah kanan hingga bayangan terletak pada batas akhir,
menunjukan skala 136 mm
·
Pada
saat preparat dieser ke arah belakang hingga bayangan terletak pada batas
akhir, menujukan skala 27 mm
·
Pada
saat preparat digeser ke arah depan hingga bayangan terletak pada batas akhir,
menunjukan skala 21 mm
Sehingga dapat dihitung luas bidang pandangnya dengan
rumus:
Pada saat digeser ke arah kiri – kanan:
d1 =
142mm – 136mm r1 =
½ d
= 6mm r1
= ½ 6
r1
= 3 mm
L = π r2
= 3,14 . 32
= 28,26 mm2
Pada saat digeser ke arah depan – belakang:
d1=
27mm – 21mm r1
= ½ d
= 6mm r1
= ½ 6
r1
= 3 mm
L = π r2
= 3,14 . 32
= 28,26 mm2
7.
Pembahasan
Mikroskop adalah alat yang digunakan
untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi
lebih besar dari aslinya. Dengan
adanya mikroskop diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk mengamati
organisme dan struktur yang tidak dapat tampak dengan mata.
Berdasarkan kegiatan
pengamatannya mikroskop dibedakan menjadi, mikroskop diseksi yang mana
digunakan untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler serta
binokuler digunakan untuk melihat bagian dalam sel. Mikroskop monokuler hanya
memiliki satu lensa yaitu lensa okuler sedangkan, mikroskop binokuler memiliki
dua lensa okuler.
Pada praktikum kali ini,
mengamati sifat-sifat bayangan pada huruf “p” adan “b”, mengetahui komponen
komponen pada mikroskop dan mengukur luas bidang pandang dengan menggunkakan
mikroskop binokuler.
Dalam hasil pengamatan kali
ini huruf “p” ketika diamati menggunakan mikroskop terlihat menjadi “d” dan
pada huruf “b” terlihat menjadi huruf “q”. hal ini disebabkan karena kedua
lensa yaitu lensa okuler dan lensa obyektif merupakan lensa cembung. Lensa
obyektif mempunyai sifat nyata, terbalik, diperbesar sedangkan lensa okuler
mempunyai sifat maya, terbalik, diperbesar.
Hal ini dipengaruhi oleh
perbesaran suatu mikroskop, yang mana merupakan hasil dari dua sistem lensa
yaitu lensa obyektif dan lensa okuler yang terletak dibagian atas didekat mata.
Lensa obyektif bekerja mengatur fokus sinar lampu pada obyek yang ditempatkan
dibelakang titik fokus F1 dan memperbesar obyek sehingga
mengahasilkan bayangan nyata yang diproyeksikan pada bidang fokal dari lensa
okuler. Bayangan nyata yang terletak didepan titik fokal F1 dari
lensa okuler diperbesar oleh lensa okuler sehingga membentuk bayangan semu
(maya) yang mana dapat dilihat oleh mata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
total pembesaran merupakan hasil dari pembesaran lensa okuler dan lensa
obyektif. Sehingga pada mikroskop cahaya, mempunyai sifat bayangan sementara
yaitu semu, terbalik, diperbesar.
Ketika menggeser preparat
dari kiri ke kanan pergeseran bayangan menjadi ke arah kiri, sedangkan saat
menggeser preparat dari kanan ke kiri pergeseran bayangannya menjadi ke arah
kanan. Begitu pula apabila kita menggeser preparat dari depan ke belakang
pergeserannya menjadi ke depan dan ketika menggeser preparat dari belakang ke
depan pergeseran bayangan menjadi ke depan. Hal ini membuktikan bahwa
pergerakan bayangan berlawanan dengan arah pergerakan preparat.
Mengukur Luas bidang pandang
Pada saat menghitung luas
bidang pandang pada mikroskop, kita harus memperhatikan meja obyek atau meja
mikroskop yang mana terdapat skala yang terletak di sisi kiri dan di sisi
belakang dimana skala ini menentukan dua sumbu. Skala tersebut menunjukkan
angka yang dihasilkan oleh bayangan batas terakhir huruf terlihat ketika
menggeser meja mikroskop dengan menggunakan pemutarnya. Dengan menggeser meja
preparat ke arah kiri sampai batas terakhir huruf terlihat, arah bayangannya ke
arah kanan dan skala akan menunjukkan angka yang terbentuk. Apabila kita
menggeser meja preparat ke arah kanan, bayangannya ke arah kiri sehingga
didapatkan skala yang ditunjukan oleh terbentuknya bayangan tersebut. Pada saat
menggeser meja preparat ke arah depan, bayangan yang diperoleh yaitu ke arah
belakang sehingga didapatkan skala yang ditunjukan oleh terbentuknya bayangan
tersebut. Begitu juga apabila meja mikroskop digeser ke arah belakang, maka
bayangan yang terbentuk berada di arah depan, sehingga diperoleh skala yang
ditunjukan oleh terbentuknya bayanagan tersebut.
Setelah mendapatkan skala
dari batas kanan, kiri, depan dan belakang, kita menghitung selisihnya untuk
mendapatkan diameter. Batas kanan dengan kiri dihitung selisihnya yang mana
nantinya akan mendapat d1, begitu pula dengan batas depan dan
belakang dihitung pula selisihnya dan akan mendapatkan d2. Setelah
mendapatkan diameter dari arah kanan-kiri dan depan-belakang, kita dapat
mencari jari-jari, yang mana jari-jari akan dibutuhkan untuk menghitung luas
bidang pandang dengan menggunakan rumus:
Dimana, π sudah menjadi ketentuan yaitu 3,14.
8.
Kesimpulan
dan Saran
a.
Kesimpulan :
Dari
hasil pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1)
Mikroskop
merupakan alat bantu yang memungkinkan kita untuk dapat mengamati obyek yang
berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telajang
2)
Berdasarkan
jumlah lensa okulernya, mikroskop dibedakan menjadi dua yaitu
·
mikroskop
monokuler, hanya memiliki satu lensa okuler
·
mikroskop
binokuler, memiliki dua lensa okuler
3)
Komponen – komponen mikroskop terdiri
atas bagian optik dan bagian mekanis.
c) Bagian
Optik
· Cermin
· Lensa
Kondensor
· Lensa
Obyektif
· Lensa
Okuler
· Diafragma
· Reflektor
d) Bagian
Mekanis
· Tabung
Mikroskop
· Kaki
Mikroskop
· Makrometer(Pemutar Kasar)
· Mikrometer(Pemutar
Halus)
· Revolver
· Meja
Mikroskop
·
Penjepit Kaca
4)
Sifat
banyangan yang terbentuk:
Pada
lensa okuler : Maya, terbalik,
diperbesar
Pada
lensa obyektif : Nyata,
terbalik, diperbesar
5)
Total
pembesaran merupakan hasil dari pembesaran lensa obyektif dan lensa okuler,
sehingga bayangan yang terbentuk pada mikroskop adalah Maya, terbalik dan
diperbesar
6)
Memperhatikan
cara menggunakan mikroskop yang sistematis ialah penting agar diperoleh daya
pisah yang maksimal.
b. Saran
·
Diperlukannya ketelitian pada saat
melakukan pengamatan
·
Pemahaman cara kerja dan penggunaan mikroskop
penting untuk dilakukan
DAFTAR
PUSTAKA
Ahastaman. 2011. FUNGSI MIKROSKOP. http://www.slideshare.net/ahastaman/fungsi-mikroskop. (di akses 13 oktober 2012)
Faradiaz, Srikandi, 1992. MIKROBIOLOGI PANGAN 1. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Ika, 2009. PENGERTIAN MIKROSKOP. http://ikamada-ipa.blogspot.com/2011/09/laporan-praktiku
m-biologi-pertama.html. (di akses 20 oktober 2012)
Jutono dkk,
1980. PEDOMAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM (untuk perguruan tinggi).
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Nasir,
Mochamad, 1993. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM. Fakultas Biologio UGM.
Yogyakarta
Shofyan.2011.
Cara Menggunakan Mikroskop. http://upile.blogspot.com/2011/11/tata-cara-m
enggunakan-mikroskop-yang.html. (di akses 13 oktober 2012)
TIM DOSEN
PEMBINA, 2012. PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Fakultas Biologi UNEJ, Jember.
iyaa sama2 senang bisa membantu... ;)
BalasHapus