:D

Senin, 23 September 2013

Laporan Praktikum Mempelajari Jaringan Pada Tumbuhan



1.      Judul : Mempelajari Jaringan Pada Tumbuhan
2.      Tujuan:
·         Menjelaskan jaringan-jaringan penyusun tubuh tumbuhan
3.      Dasar Teori :
            Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk, asal, fungsi, dan struktur yang sama. Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam-macam sel yang mana mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Sel parenkim, sel ini berdinding tipis yang mana menbentuk suatu jaringan yaitu jaringan parenkim yang merupakan jaringan dasar pembentukkan korteks dan empulur pada batang serta korteks pada akar. ( Parjatmo, 1987, 10)
            Terjadinya jaringan tumbuhan ialah karena adanya atau berlangsungnya pembelahan dari sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya pembentukkan jaringan-jaringan tersebut sangat erat hubungannya pula dengan pembentukkan berbagai alat pada tumbuhan, akar, batang, daun, bunga, buah dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu proses dalam hidupnya. Seperti; jaringan meristem yang mampu membelah terus menerus dan membentuk sel-sel baru. (Waluyo, 2006, 71)
Jaringan Meristem
            Secara garis besar, jaringan penyusun tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah dan jaringan ini relatif sangat muda. Jaringan ini memiliki sitoplasma yang penuh dan mempunyai kemampuan totipotensi yang tinggi karena kemampuan membentuk jaringan yang lain berupa jaringan dewasa. Jaringan meristem dapat dibagi menjadi Jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder. Pada jaringan meristem primer, jaringan ini pada tumbuhan terdapat pada bagian organ yang paling muda ( pada tunas, ujung organ). Jaringan ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrional atau tunas atau lembaga yang mana mempunyai kemampuan untuk membelah, memanjang dan berdefrensiasi serta spesialisasi membentuk jaringan yang dewasa. Jaringan ini cenderung menghasilkan hormon auksin sehingga membuat terjadinya pembelahan yang terus menerus kearah memanjang. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar yang kemudian dikenal dengan meristem apikal yang mengarah ke dominansi apikal. Pertumbuhan jaringan meristem primer ini sering disebut pertumbuhan primer. Jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang bukan melebar, sedangkan pada jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem primer yang melakukan defrensiasi dan spesialisasi. Jaringan ini merupakan jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan totipotensi lagi. Jaringan ini berada di bagian tengah dari organ untuk melakukan pembentukan jaringan yang berbeda dari yang sebelumnya. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Pertumbuhannya kearah membesar sehingga menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem sekunder yaitu kambium. (Isharmanto, 2009)
            Jaringan meristem berdasarkan asalnya, meristem dibagi menjadi: meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer adalah meristem yang berkambang dari sel embrional dan merupakan lanjutan dari kegiatan embrio. Terletak pada kuncup ujung batang dan ujung akar atau ujung tunas. Sedangkan, Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi menjadi embrional kembali. Contoh Kambium gabus pada batang  dikotil dan gymnospermae dapat terbentuk dari sel-sel korteks dibawah epidermis.
Jaringan Epidermis
            Jaringan epidermis adalah jaringan yang paling luar dan disusun oleh sel-sel hidup dengan dinding sel yang tipis dan terletak menutupi organ tumbuhan. Jarinagn ini memiliki ciri-ciri diantaranya,
1.         Selnya berbentuk balok, tipis, rapat, serta tidak memiliki ruang antar sel.
2.         Fungsinya sebagai pelindung dilapisi kutikula (lapisan lilin).
3.         Sebagian epidermis ada yang bermodifikasi menjadi sisik/ bulu.
4.         Tidak mempunyai klorofil.
            Berdasarkan letaknya, epidermis dibagi menjadi tiga, yaitu epidermis yang berada didaun, berfungsi untuk melindungi daun dari air. Jaringan epidermis batang yang berfungsi untuk membentuk bulu sebagai alat perlindungan dan jaringan epidermis akar yang berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi osmosis. ( Aulia, 2010)
Jaringan Pengangkut
            Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
1) Xilem
            Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.
            Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
            Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung  selnya. Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.
2) Floem
            Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. (Aulia, 2010)
Jaringan Parenkim
            Jaringan Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Jaringan Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Nama lain dari jaringan parenkim adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim. Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
1.         Parenkim asimilasi (klorenkim).
Parenkim asimilasi adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
2.         Parenkim penimbun
Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.
3.         Parenkim air
Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.
4.         Parenkim penyimpan udara (aerenkim).
Parenkim penyimpan udara atau aerenkim adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit. ( Aulia, 2010 )
Jaringan Penguat atau Penyokong
            Jaringan penguat berfungsi untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi dua jaringan yaitu;
1.         Jaringan kolenkim
            Kolenkim terdiri dari sel – sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan penebalan pada dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh. Umumnya terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada kolenkim member dukungan yang cukup untuk sel – sel tetangganya. Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding sel sekunder, jaringan ini tampak sebagai sel – sel dengan penebalan dinding sel yang ekstensif. Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana kedua jaringan ini terletak bersebelahan. Banyak contoh menunjukkan tidak adanya batas khusus antara kedua jaringan, karena sel – sel dengan ketebalan sedang ada antara kedua jenis jaringan yang berbeda ini. Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
2.         Jaringan sklerenkim
            Jaringan Sklerenkim adalah jaringan pendukung / penguat pada tanaman. Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal. Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa (gambar jaringan sklerenkim). Sel – sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat (fibre) atau sklereid yang keras . Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.), sedangkan sklereid atau sel batu pada batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid. Sklereid terdapat pada organ tanaman yang biasanya keras baik buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel – sel batu (stone cell, sklereid) , biji jambu biji kuga tersusun atas sklereid . Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
Jaringan Sektori
            Tumbuhan mengeluarkan senyawa-senyawa dalam tubuhnya melalui jaringan sektori yang terbagi atas jaringan rekresi, ekskresi dan sekresi berdasarkan pada seberapa jauh senyawa yang dihasilkan jaringan itu telah memasuki proses metabolisme. Jaringan rekresi yang mpentinga adalah hidatoda yang merupakan struktur tempat mengeluarkan air. Letaknya diujung trakeid, dapat berupa bangunan sederhana atau berupa jaringan kompleks. Jaringan sekresi dapat berupa rambut kelenjar atau kelenjar. Senyawa yang dihasilkan bermacam senyawa organik.
            Jaringan sekresi terdapat dalam berbagai bagian idioblas, sampai jaringan komplesks. Jaringan sekresi berbeda-beda ada yang berbuku-buku ada yang tidak. Saluran itu ada yang terpisah-pisah ada juga yang bergabung membentuk jala. (Yatim, 1990)
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil
            Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil - Secara umum, tumbuhan Dikotil dan Monokotil dapat dibedakan dengan jelas. Adapun perbedaan struktur tubuh tumbuhan Monokotil dan Dikotil, dijelaskan dalam uraian berikut. Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil apabila dilihat dari akarnya, tumbuhan dikotil  akarnya tersusun dalam akar tunggang yang kokoh. Ujung akarnya tidak diliputi oleh selaput pelindung.  Pada Tumbuhan Monokotil, akar tersusun dalam akar serabut yang kurang kokoh.  Ujung akar lembaga dan pucuk lembaga dilindungi oleh suatu sarung yang masing-masing disebut koleorhiza dan koleoptil.
            Apabila dilihat dari kambiumnya, tumbuhan dikotil memiliki akar dan batang berkambium sehingga dapat mengadakan pertumbuhan membesar dan melebar serta
meninggi, sedangkan tumbuhan monokotil, memiliki akar dan batang tidak berkambium sehingga tidak dapat mengadakan pertumbuhan melebar dan membesar yang ada hanyalah pertumbuhan meninggi. Apabila dilihat dari segi batangnya, tumbuhan dikotil memiliki batang yang bercabang-cabang, sedangkan tumbuhan monokotil memiliki batang yang tidak bercabang-cabang. Dilihat dari struktur daunnya, tumbuhan dikotil memiliki pertulangan daun menyirip atau menjari, sedangkan tumbuhan monokotil memiliki pertulangan daun sejajar atau melengkung.
            Apabila dilihat dari segi bijinya, tumbuhan dikotil memiliki  biji yang berkecambah berbelah dua dan memperlihatkan dua daun lembaga (biji berkeping dua), sedangkan tumbuhan monokotil memiliki biji yang berkecambah tetap utuh dan tidak membelah (biji berkeping satu). Dilihat dari pembuluh angkutnya tumbuhan dikotil memiliki berkas pembuluh angkut teratur dalam lingkaran atau cincin., sedangkan tumbuhan monokotil memiliki berkas pembuluh angkut tidak teratur. Sedangkan dilihat dari bunganya, tumbuhan dikotil memiliki jumlah bagian-bagian bunga 4, 5, atau kelipatannya, sedangkan tumbuhan monokotil memiliki jumlah bagian-bagian bunga biasanya 3 atau kelipatannya. (Alfiansyah, 2010)
4.      Alat dan Bahan :
4.1  Alat
Mikroskop
4.2  Bahan
Berupa preparat awetan penampang melintang akar, batang dan daun
5.      Cara Kerja :
5.1  Preparat daun
·         Meletakkan preparat penampang melintang daun di bawah mikroskop
·         Mengamati dengan perbesaran lemah ke kuat
·         Menggambar sektor atau juring dari preparat yang menunjukkan jaringan-jaringan daun secara lengkap
5.2  Preparat batang
·         Meletakkan preparat penampang melintang batang di bawah mikroskop
·         Mengamati dengan perbesaran lemah ke kuat
·         Menggambar sektor atau juring dari preparat yang menunjukkan jaringan-jaringan batang secara lengkap
5.3  Preparat akar
·         Meletakkan preparat penampang melintang akar di bawah mikroskop
·         Mengamati dengan perbesaran lemah ke kuat
·         Menggambar sektor atau juring dari preparat yang menunjukkan jaringan-jaringan akar secara lengkap
6.      Hasil Pengamatan :
a.       Preparat Daun Zea mays


 





                                                                                                      

b.     











 






c.        






d.       








e.        






f.        







7.      Pembahasan :
            Pada pengamatan kali ini, kami mengamati jaringan pada tumbuhan, yang mana preparat yang digunakan berupa preparat awetan penampang melintang daun, akar, dan batang. Pada percobaan kali ini, saat mengamati preparat daun yaitu Zea mays dengan perbesaran 40 x 10 terlihat bahwa preparat terdiri dari epidermis yang terdapat ada bagian atas dan bawah permukaan daun atau terdapat di lapisan terluar daun, yang mana epidermis ini berfungsi sebagai pelindung, untuk melindungi jaringan yang terdapat didalam daun, supaya tidak dapat ditembus oleh air dari luar.        Pada daun Zea mays juga terdapat stomata yang mana stomata modifikasi dari daun yang berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan keluarnya O2 sewaktu berfotosintesis. Selain itu stomata juga berfungsi untuk penguapan air, jaringan palisade atau jaringan pagar yang mana digunakan pada saat proses fotosintesis. Pada jarngan ini sel-sel nya rapat dan pada saat kegiatan fotosintesisnya lebih aktif sebab memiliki kloroplas yang lebih banyak. Jaringan ini memiliki bentuk silindris, dan terdiri atas susunan yang rapat, dan terdapat jaringan spons atau bunga karang, jaringan ini terdiri dari sel-sel yang tidak rapat atau dapat dikatakan renggang sehingga terdapat ruang antar sel. Tidak hanya melakukan pengamatan Zea mays kami juga melakukan pengamatan pada Ficus elastkika pada daun dengan perbesaran 10 x 10, yang mana juga terdapat epidermis di bagian atas dan bawah, jaringan palisade, jaringan pengangkut serta korteks. Korteks nerfungsi sebagai pembatas antara epidermis dengan endodermis.
            Pada pengamatan selanjutnya kami mengamati preparat awetan berupa penampang melintang batang Zea mays, dengan perbesaran 10 x 10 . Pada preparat ini terdapat beberapa jaringan didalamnya yaitu diantaranya, epidermis yang berfungsi sebagai pelindung, korteks yang terletak langsung dibawah epidermis, jaringan pengangkut yang terdiri atas xylem dan floem. Xylem memiliki fungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke daun sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil makanan berupa hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh dan juga terdapat jarigan penguat atau jaringan penyongkong yang mana berfungsi sebagai penyongkong. Kami juga mengamati penampang melintang batang Hibius rosasinetis dengan perbesaran 4 x 10 yang mana terdapat beberapa jaringan diantaranya, epidermis, korteks, jaringan parenkim, jaringan kolenkim, jaringan pengangkut yang terdiri atas xykem dan floem, kambium serta empulur. Jaringan parenkim berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan, empulur letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.
            Selanjutnya pengamatan berupa penampang melintang akar Allium cepa, yang mana terdiri dari epidermis, korteks dan jaringan pengangkut yang terdapat xylem dan floem didalamnya. Kami juga mengamati akar pada Arachis hypogea yang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, jaringan pengangkut serta jaringan penguat. Endodermis tersusun atas sel-sel yang rapat, berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
8.      Kesimpulan:
1.      Jaringan pada tumbuhan pada umumnya terdiri dari:
a.       Jaringan Meristem
b.      Jaringan Dasar
c.       Jaringan Pelindung
d.      Jaringan Pengangkut
e.       Jaringan Penguat
f.       Jaringan Seketori
2.      Pengamtan pada preparat daun terlihat bahwa didalamnya terdapat:
a.       Epidermis; atas dan bawah
b.      Jaringan spons
c.       Jaringan palisade
d.      Stomata
e.       Jaringan pengangkut
3.      Pada preparat batang terlihat bahwa didalamnya terdapat:
a.       Epidermis
b.      Jaringan penguat
c.       Korteks
d.      Empulur
e.       Jaringan pengangkut
4.      Pada preparat akar terlihat bahwa didalamnya terdapat:
a.       Epidermis
b.      Korteks
c.       Endodermis
d.      Jarngan penguat
e.       Jaringan pengangkut